43 Cabang Tutup, 262 Karyawan Kena PHK: Asuransi Jasa Indonesia Blak-blakan soal Model Bisnis dan Keuangan

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dikabarkan telah menutup puluhan kantor cabang dan pemutusan hubungan kerja (PHK) ke para pegawai. Hal ini dilakukan karena perusahaan ingin melakukan perumahan model dan proses bisnis. Direktur Utama Jasindo Andy Samuel Panggabean mengungkapkan di akhir 2021 jumlah pegawai tercatat 927 orang. Lalu jumlah kantor cabang dan perwakilan 73 unit.

“Saat ini per Desember 2022 total pegawai kami 665 orang dari tahun lalu 927 orang. Kantor perwakilan kami sekarang 30 dari 73,” kata dia di Komisi VI DPR.

Dia menjelaskan, kantor-kantor ini ditutup karena Asuransi Jasa Indonesia melakukan perubahan proses dan model bisnis. Andy menyebut kantor-kantor perwakilan ini biasanya hanya diisi oleh 2 sampai 3 karyawan. Pengurangan sumber daya manusia (SDM) dilakukan karena proses klaim seluruhnya ditarik ke pusat. Sehingga tak lagi membutuhkan karyawan di kantor perwakilan.

Dia menjelaskan, kantor-kantor ini ditutup karena Jasindo melakukan perubahan proses dan model bisnis. Andy menyebut kantor-kantor perwakilan ini biasanya hanya diisi oleh 2 sampai 3 karyawan. Pengurangan sumber daya manusia (SDM) dilakukan karena proses klaim seluruhnya ditarik ke pusat, sehingga tak lagi membutuhkan di perwakilan dan cabang ini.

Kondisi Keuangan Asuransi Jasa Indonesia Jadi Sebab PHK Banyak Karyawan

Andy menjelaskan risk based capital (RBC) atau permodalan perseroan belum memenuhi ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). “RBC Jasindo tidak memenuhi ketentuan OJK 120%, sempat diaudit -84,85%. Kami akan jelaskan secara ringkas apa yang menyebabkan ini terjadi,” kata dia.

Andy mengungkapkan, saat ini manajemen Asuransi Jasa Indonesia berupaya untuk mengembalikan solvabilitas perusahaan ke tahap sehat dan menguatkan fundamental bisnis agar tetap sustain dan prudent. Menurut Andy, dari kondisi keuangan Jasindo itu harus dilakukan upaya-upaya organik dan anorganik hingga restrukturisasi portofolio reasuransi kredit.

Dia juga melakukan perbaikan model bisnis dan proses bisnis perusahaan. “Kami telah melepas 10% kepemilikan kami di Mandiri Inhealth dan 20% di Tokio Marine,” kata dia.

Kemudian Asuransi Jasa Indonesia juga melakukan revaluasi optimalisasi dan potensi perusahaan yaitu menjual aset tetap. Dia menargetkan bisa memenuhi ketentuan permodalan 120%.