Indonesia sedang mempersiapkan masa depan pertaniannya dengan melakukan revisi pada rencana pengembangan lapangan gas Asap, Kido, dan Merah di Kasuari, Papua Barat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa kapasitas gas akan ditingkatkan dari 1.735 bscfd menjadi 2.673,7 bscf, dan cadangan gas akan ditingkatkan dari 1.031 bscf menjadi 2.244 bscf.
Revisi lapangan gas ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi sektor pertanian di Papua dan memastikan ketahanan pangan bagi Indonesia di masa depan. Salah satu pemanfaatan kapasitas gas adalah untuk pembangunan pabrik pupuk di Papua, yang akan dipimpin oleh Genting Oil dan PT Pupuk Kaltim. Selain itu, sebagian gas juga akan digunakan untuk memproduksi LNG untuk energi.
Dengan revisi ini, nilai investasi juga akan ditingkatkan menjadi Rp50 triliun dari sebelumnya Rp13,5 triliun. Ini berarti bahwa peningkatan kapasitas gas akan memberikan pemasukan bagi negara selama kurang lebih 30 tahun ke depan.
Indonesia Tingkatkan Potensi Pertanian dan Energi dengan Revisi Lapangan Gas
Menurut Menteri Arifin, revisi lapangan gas sangat strategis bagi Indonesia untuk memanfaatkan lahan yang luas dan potensi Papua untuk sektor pertanian. “Kita merasakan strategisnya kita untuk bisa memanfaatkan lahan yang luas dan potensi Papua untuk sektor pertanian yang terbuka sangat mendukung keterjaminan ketahanan pangan bagi Indonesia di masa mendatang,” ucapnya.
Dengan demikian, Indonesia sedang mempersiapkan masa depan pertaniannya dengan meningkatkan potensi sektor pertanian dan memastikan ketersediaan sumber energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat. Revisi pengembangan lapangan gas ini membuka peluang bagi pertumbuhan sektor pertanian dan pembangunan ekonomi Indonesia pada masa depan.