Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Budi Harto mengungkapkan rencana penting dalam dunia bisnis yang melibatkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Kabar tersebut berkaitan dengan rencana penggabungan Waskita Karya sebagai anak usaha dari Hutama Karya, yang disampaikan oleh Budi dengan mengacu pada penugasan dari pemerintah. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah merencanakan bahwa penggabungan ini akan berlangsung tahun depan, menunggu proses restrukturisasi Waskita Karya selesai.
Budi Harto menjelaskan bahwa dalam proses penggabungan ini, saham pemerintah yang ada di Waskita Karya akan dipindahkan ke PT Hutama Karya, sehingga Waskita Karya tetap beroperasi sebagai perusahaan yang utuh dan sehat. Budi menggambarkan bahwa ini adalah langkah yang diharapkan, dan bahwa saat ini masih belum ada keputusan resmi dari pemerintah mengenai rencana ini.
Ia menegaskan bahwa kunci dari penggabungan ini adalah kondisi keuangan Waskita Karya yang harus dalam keadaan sehat sebelum penggabungan dengan PT Hutama Karya terlaksana. Hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir. Budi Harto menyatakan kesiapannya untuk menerima penugasan ini, dan ia percaya bahwa penggabungan ini akan memberikan sinergi kinerja perusahaan yang lebih kuat.
Optimisme Budi juga mencakup pemberian penugasan pemerintah kepada Waskita Karya, yang diharapkan akan tetap berjalan walaupun Waskita Karya menjadi anak usaha dari PT Hutama Karya. Ia menyebut bahwa koordinasi akan semakin kuat, dan sinergi antara Hutama Karya dan Waskita Karya akan memberikan keuntungan bagi kedua perusahaan.
Sebelumnya, Kementerian BUMN telah mengungkapkan ide untuk merestrukturisasi Waskita Karya dan menjadikannya anak usaha dari PT Hutama Karya sebagai solusi ekstrem untuk mengatasi kondisi keuangan yang sulit dan utang yang banyak. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo telah memaparkan ide tersebut, di mana saham pemerintah di Waskita Karya akan diinbrengkan ke Hutama Karya. Dalam skenario ini, Hutama Karya akan menjadi pemegang saham terbesar Waskita Karya, menjadikannya anak usaha dari Hutama Karya.