PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi, yang kali ini berlaku mulai 1 Agustus 2023. Penyesuaian ini dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Berdasarkan informasi dari situs resmi Pertamina, ada beberapa jenis BBM nonsubsidi yang mengalami kenaikan harga. Di DKI Jakarta, misalnya, harga Pertamax Turbo naik dari Rp14.000 menjadi Rp14.400 per liter, sementara harga Dexlite naik dari Rp13.150 per liter menjadi Rp13.950 per liter, dan Pertamina Dex naik menjadi Rp14.350 per liter dari sebelumnya Rp13.550 per liter.
Perubahan harga BBM nonsubsidi juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sebagai contoh, di Sumatera Utara, harga Pertamax Turbo naik dari Rp14.350 menjadi Rp14.750, Dexlite dari Rp13.400 menjadi Rp14.250 per liter, dan Pertamina Dex dari Rp13.800 menjadi 14.650 per liter.
Namun, perlu dicatat bahwa harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax, Pertalite, dan Solar subsidi tidak mengalami perubahan dalam penyesuaian ini. Dampak kenaikan harga BBM nonsubsidi ini tentu menjadi perhatian bagi konsumen di seluruh Indonesia. Terutama bagi pemilik kendaraan bermotor yang menggunakan jenis BBM tersebut sebagai bahan bakar. Kenaikan harga BBM bisa berdampak pada pengeluaran konsumen dan juga inflasi di beberapa daerah.
Meskipun demikian, pemerintah dan Pertamina tentu memiliki alasan tersendiri dalam menyesuaikan harga BBM nonsubsidi ini. Kemungkinan alasan tersebut berkaitan dengan perubahan harga minyak mentah di pasar internasional, biaya produksi, dan juga kebijakan pemerintah terkait subsidi bahan bakar.
Dalam menghadapi penyesuaian harga BBM ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh konsumen untuk mengurangi dampaknya. Misalnya, mengoptimalkan penggunaan bahan bakar dengan mengurangi konsumsi atau mencari alternatif transportasi yang lebih efisien. Selain itu, meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan energi dan beralih ke teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan juga dapat menjadi langkah yang positif.
Di sisi lain, pemerintah juga diharapkan dapat terus mengawasi dan mengendalikan kestabilan harga BBM nonsubsidi agar tetap terjangkau bagi masyarakat. Serta, mengambil langkah-langkah strategis untuk mendukung keberlanjutan energi dan mendorong inovasi di sektor energi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Penting untuk tetap mengikuti perkembangan harga BBM dan kebijakan terkait di masa mendatang. Dengan pemahaman yang baik tentang dinamika harga BBM dan dampaknya bagi konsumen, masyarakat dapat lebih siap menghadapi perubahan ekonomi dan mencari cara-cara yang cerdas untuk mengelola anggaran dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.