Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana untuk memperluas wilayah yang ditanami sorgum di NTT. Ini sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan impor gandum dan jagung sebagai sumber makanan.
Ini disampaikan oleh Presiden Jokowi setelah menanam benih dan memanen sorgum di NTT.
“Saya perintahkan kepada gubernur dan bupati untuk betul-betul memastikan berapa luasan lahan yang bisa dipakai untuk menanam sorgum sehingga kita tidak bergantung kepada gandum, tidak bergantung pada jagung dari impor,” kata Presiden Jokowi
Presiden menjelaskan bahwa Kabupaten Sumba pernah ditanam jagung, tetapi kurang produktif. Oleh karena itu, lahan dialihkan ke tanaman biji sorgum.
Saat ini, lahan sorgum di timur Kabupaten Sumba mencapai 60 hektar dengan produktivitas 5 ton per hektar.
Meskipun masih dalam tahap uji coba, petani dapat menghasilkan pendapatan sekitar 50 juta rupiah hektar dalam setahun atau 4 juta rupiah per bulan.
Dalam kesempatan kunjungan ke NTT. Presiden Jokowi juga memerintahkan gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Bupati Sumba Timur Khristofel Praing untuk menyediakan lahan untuk ditanami sorgum.
“Kita akan perbesar tanaman sorgum ini di Provinsi NTT dengan harapan kita miliki alternatif pangan dalam rangka (mengatasi) krisis pangan dunia. Kalau kita ada berlebih, ada stok, justru ini yang akan kita ekspor,” kata”Kita akan perbesar tanaman sorgum ini di Provinsi NTT dengan harapan kita miliki alternatif pangan dalam rangka (mengatasi) krisis pangan dunia. Kalau kita ada berlebih, ada stok, justru ini yang akan kita ekspor,” kata Jokowi.
Tanaman sorgum dapat menjadi alternatif sebagai sumber pangan selain beras dan jagung. Dengan adanya perluasan lahan maka diharapkan Indonesia tidak lagi impor gandum dan terbebas dari krisis pangan.