Program Padat Karya: Solusi Kota Bandung Atasi Pengangguran dan Kebersihan Lingkungan

Program padat karya kembali digelar oleh Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bandung, dan terbukti memberikan manfaat signifikan bagi warga, terutama mereka yang memerlukan pekerjaan. Program ini, yang kini memasuki tahun ketiganya pada 2024, telah dilaksanakan di 86 titik di seluruh kota, dengan tujuan utama menciptakan lapangan kerja sementara dan meningkatkan kebersihan lingkungan.

Kepala Disnaker Kota Bandung, Andri Darusman menyatakan bahwa program padat karya telah menjadi salah satu inisiatif unggulan pemerintah kota untuk mengatasi masalah pengangguran.

“Program ini sangat membantu, khususnya bagi warga yang mendapatkan kesempatan kerja melalui padat karya. Satu titik diisi oleh 50 orang yang bekerja dengan upah harian sebesar Rp 133 ribu, ditambah makan dan snack,” ungkap Andri.

Program padat karya berlangsung setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 12.00 selama sepuluh hari. Peserta program adalah warga setempat yang belum memiliki pekerjaan. Mereka diberdayakan untuk membersihkan gorong-gorong dan lingkungan sekitar, sehingga memberikan manfaat ganda—menyediakan pekerjaan bagi warga dan sekaligus menjaga kebersihan lingkungan.

Pada tahun ini, program tersebut telah menyerap sekitar 4.300 tenaga kerja. Program padat karya pertama kali diadakan ketika Kota Bandung mengalami krisis sampah dan tidak diperbolehkan membuang sampah ke tempat pembuangan akhir Sarimukti. Sejak saat itu, program ini terus berlanjut karena manfaatnya yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Tiap tahun permintaan untuk padat karya meningkat. Banyak wilayah yang ingin dibersihkan dan warganya membutuhkan pekerjaan,” jelas Andri. Kegiatan ini juga disambut baik oleh warga, baik mereka yang terlibat langsung maupun yang tidak. Mereka merasa bersyukur, karena selain memberikan pekerjaan, program ini juga membantu menjaga kebersihan lingkungan.

Sebagai contoh, di Kelurahan Panjunan, program padat karya dimulai pada 27 Agustus dan disambut dengan antusias oleh warga. Asep, koordinator padat karya di wilayah tersebut, menyampaikan rasa terima kasihnya karena Kelurahan Panjunan setiap tahun mendapatkan program ini.

“Warga merasa terhormat mendapatkan penghasilan melalui bekerja. Program Disnaker ini sangat bagus dan seharusnya semua dinas memiliki program yang memberdayakan warga,” ujar Asep.

Sasaran utama padat karya adalah gorong-gorong atau saluran air yang sering kali penuh dengan sampah dan endapan. Pembersihan ini bertujuan untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan. Dengan keberlanjutan program padat karya ini, diharapkan Kota Bandung tidak hanya bisa mengatasi masalah pengangguran, tetapi juga menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi warganya.

Demikian informasi seputar program padat karya di Kota Bandung. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Infoburuh.Com.