TransJakarta adalah layanan transportasi publik utama di Jakarta, memiliki rencana untuk menambah rute di kawasan Jakarta Utara. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk meratakan layanan transportasi di seluruh wilayah ibu kota, seiring dengan perubahan kepadatan penduduk. Jakarta Utara menjadi fokus penambahan rute karena ada tren migrasi penduduk dari Jakarta Pusat ke Jakarta Utara. Menurut data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta, banyak orang yang pindah ke Jakarta Utara, sehingga perlu diantisipasi dengan peningkatan layanan transportasi publik di wilayah tersebut.
“Dalam upaya untuk terus meningkatkan layanan angkutan publik, kami terus melakukan kajian untuk menentukan daerah mana yang masih belum tercakup oleh jaringan angkutan kami. Saat ini, salah satu fokus utama kami adalah memperluas jaringan di daerah Jakarta Utara,” kata Direktur Operasi dan Keselamatan TransJakarta, Daud Joseph.
Selain masalah kepadatan penduduk, Jakarta Utara juga menjadi perhatian TransJakarta karena wilayah seperti Marunda masih memiliki akses transportasi yang terbatas akibat belum adanya perumahan di sana. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, populasi Jakarta mencapai 10,6 juta jiwa. Jakarta Utara adalah area keempat terbesar dengan populasi sekitar 1,79 juta jiwa, setelah Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan.
Hingga saat ini, TransJakarta telah mengoperasikan 234 rute, dengan masing-masing wilayah Jakarta memiliki sekitar 50 rute. Daud Joseph menekankan bahwa penambahan rute tidak hanya terbatas pada Jakarta Utara, namun daerah-daerah lain juga akan mendapatkan perhatian. Namun, pada saat ini, daerah yang masih memiliki keterbatasan akses angkutan umum lebih diutamakan di wilayah Jakarta Utara.
Selain perluasan rute, TransJakarta juga berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan bus berbasis listrik. Hingga tahun 2025, mereka berencana menambah 400 bus TransJakarta berbasis listrik. Pada tahun ini, akan ada penambahan 190 bus listrik, dengan target untuk semua bus menggunakan tenaga listrik pada tahun 2030. Ini merupakan langkah menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di Jakarta.