Kisah Buruh Pabrik Kini Jadi Pengusaha Wig

Dwi Ayu (34), dulu dia seorang buruh pabrik rambut palsu di kota Surabaya. Lima tahun dia menjalani kehidupan sebagai buruh pabrik, ia ini mendirikan home industri di kampung halamannya, Blitar.

Wanita yang berasal dari Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar mengajari tetangganya untuk merangkai potongan-potongan rambut. Potongan-potongan rambut tersebut dia kumpulkan dari berbagai salon sekitar ia tinggal.

Agar rapi, susunan rambut-rambut ini kemudian dijahit sesuai dengan model yang diinginkan. Siapa sangka dari berbagi ilmu itu, Dwi akhirnya mampu membuka industri rumahan pembuatan wig.

“Alhamdulillah dari berbagi ilmu itu, akhirnya saya bisa pulang kampung dan membuka home industri pembuatan wig ini,” ujarnya Dwi, Rabu (27/11/2018), detikcom.

Usaha yang mulai dirintis sejak tahun 2013 ini berkembang pelan namun pasti. Kini Dwi telah membina dan mempekerjakan 14 orang yang tak lain adalah tetangga-tetangganya sendiri.

Dengan pekerja sebanyak 14 orang tersebut, Dwi bisa memproduksi wig sebanyak 20-50 buah dalam sehari. Bahkan pabrik tempatnya bekerja dulu juga tertarik dengan hasil produksinya.

“Kualitas wig buatan saya disukai pabrik tempat saya dulu kerja. Sekarang saya jadi vendor mereka. Kirimnya ke Surabaya seminggu sekali,” tuturnya bangga.

Tak hanya melayani pesanan pabrik di Surabaya, wig karya Dwi juga banyak diminati pembeli dari Blitar dan Malang. Menurut ibu dua anak ini, pesanan biasanya akan meningkat menjelang akhir tahun.

“Alhamdulillah omzetnya perbulan bisa puluhan juta. Semoga usaha saya tetap lancar dan bisa membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar,” tuturnya penuh syukur.

Pekerja sekaligus tetangganya juga mengaku senang dengan adanya industri kecil-kecilan yang dibuka Dwi di rumahnya itu.

“Nggak perlu cari kerja keluar kota. Menyenangkan saya dapat kerja di sini. Bisa membantu perekonomian keluarga saya,” ungkap Nova yang telah bekerja selama 1,5 tahun bersama Dwi.