Lonjakan Demo Buruh di China: Tantangan Ekonomi dan Perlindungan Tenaga Kerja yang Tak Sebanding?

Demo buruh di China telah mengalami peningkatan pesat sejak Agustus tahun lalu, demikian dilaporkan oleh kelompok hak asasi manusia. Khususnya, menjelang Tahun Baru Imlek, aktivitas unjuk rasa ini semakin meningkat.

Menurut data yang dikumpulkan oleh China Dissent Monitor dari Freedom House, kelompok hak asasi internasional yang berbasis di New York, jumlah demo buruh meningkat lebih dari tiga kali lipat pada kuartal keempat tahun 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpuasan yang dalam terhadap kondisi kerja dan ekonomi yang sedang berlangsung di China.

Pada periode antara September hingga Desember 2023, terdapat 777 demo buruh di China, dibandingkan dengan hanya 245 unjuk rasa pada periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan, data independen dari Buletin Buruh China mencatat tambahan 183 demo buruh hanya dalam waktu singkat, antara 1 Januari hingga 3 Februari 2024.

Kevin Slaten, yang memimpin China Dissent Monitor, mengungkapkan bahwa unjuk rasa buruh sering kali dipicu oleh perselisihan terkait upah dan keselamatan kerja. Masalah jangka panjang ini mencakup lemahnya perlindungan tenaga kerja dan kurangnya serikat pekerja yang independen dan efektif.

Faktor lain yang turut berkontribusi terhadap lonjakan demo buruh di China adalah perlambatan ekonomi China dan krisis di sektor properti, yang mengakibatkan banyak pekerja konstruksi menghadapi kesulitan keuangan. Para pekerja konstruksi, terutama migran, seringkali tidak dibayar secara tepat waktu atau bahkan tidak dibayar sama sekali.

Pemerintah China telah mencoba untuk menanggapi masalah ini dengan memberikan peringatan keras kepada majikan yang menunda pembayaran gaji pekerja. Namun, kekurangan anggaran pemerintah daerah menghalangi upaya untuk memberikan bantuan kepada pekerja migran.

Para pekerja konstruksi, di sisi lain, berharap agar tunjangan pekerja dapat meningkat seiring dengan kesulitan dan risiko pekerjaan yang mereka hadapi. Mereka berharap agar usaha keras dan pengorbanan mereka dihargai dengan pembayaran gaji yang sesuai.

Dengan demikian, meningkatnya demo buruh di China menjadi cerminan dari ketidakpuasan yang meluas terhadap kondisi kerja dan ekonomi, serta menunjukkan perlunya perbaikan dalam sistem perlindungan tenaga kerja dan upah di negara tersebut.

Sumber: https://voi.id/kanal/30/aktual/ekonomi