Pembangunan Sumber Daya Manusia Jadi Prioritas Pemerintah di Tahun 2019

Pemerintah sudah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 untuk fokus dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Pembangungan SDM penting untuk mendukung peta Making Indonesia 4.0, dimana salah satu yang diprioritaskan adalah peningkatan kualitas SDM. Peningkatana tersebut penting untuk menghadapi revolusi industri generasi keempat.

Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, APBN 2019 akan difokuskan pada pembangunan SDM, dimana akan dilaksanakan pendidikan vokasi yang sejalan dengan industri yang berkembang saat ini. Upaya ini diharapkan dapat mendorong terciptanya inovasi pada industri generasi keempat.

Menteri Airlangga juga menambahakan bahwa Presiden Joko Widodo menginginkan pemerintah harus mendorong pendidikan tinggi agar dapat melakukan terobosan. Hal ini dilakukan agar para lulusan perguruan tinggi dapat beradaptasi dengan revelosi industri gernerasi keempat.

Selain itu, kualitas SDM juga menjadi prioritas karena dapat meningkatkan prodiktivitas serta daya saing di sektor industri nasional. Sektor manufaktur  menjadi industri yang cukup berkembang di Tanah Air, diantaranya adalah industri otomotif, makanan dan minuman, elektronika, kimia, serta teksil dan pakaian. Kelima sektor manufaktur tersebut mampu memberikan kontribusi mencapai 60% pada PDB.

Menteri Airlangga berencana meningkatkkan kapasitas hingga dua kali lipat terkait dengan program pendidikan vokasi yang berhubungan dengan industri. Dengan peningkatan tersebut diharapkan program vokasi dapat menyentuh berbagai lini masyarakat di setiap daerah di Indonesia.

Untuk menuntaskan program tersebut, Kementerian Perindustrian mengusulan tambahan anggaran tahun 2019 sebesar Rp 2,57 triliun. Anggaran tersebut untuk mengimplementasikan agenda nasional yang sesuai dengan Making Indonesia 4.0 agar dapat bersaing dalam revolusi industri keempat.

Program yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian adalah pengmebangna lima sektor industi prioritas, peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan vokasi, kegiatan santripreneur dan penumbuhan wirauasaha di bidang industri baru.

Untuk peluncuran program pendidikan vokasi, Kementerian Perindustrian telah melibatkan 618 perusahaan dan telah menggandeng 1.735 SMK. Menurut Airlangga, upaya ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 0 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.