Buruh Berpolitik, Dari Pabrik Menuju Publik Sah Atau Tidak ?

Mau tidak mau setiap dari kehidupan sehari-hari yang kita jalani tidak akan jauh dari politik, kebijakan dari berbagai hal yang kita rasakan adalah buah dari sebuah kebijakan berbau politik bahkan di dunia buruh.

Bahkan dalam urusan kecil mungkin jika ditelaah lebih jauh memiliki unsur politik, harga kebutuhan pokok, sekolah, kesehatan, transportasi bahkan dalam hal ketenagakerjaan.

Namun terkadang banyak kebijakan yang dirasa kurang memihak kaum tertentu bahkan kaum buruh juga merasakanya, contoh yang paling realistis adalah tentang kebijakan pengupahan, recruitment ketenagakerjaan kaum buruh.

Jangan hanya sebagai buruh disibukan dengan pekerjaan pabrik yang selalu seperti itu-itu saja, pastinya apa yang di dapatkan buruh bisa dibilang semuanya dari kebijakan politik.

Jika melihat fakta yang ada saat ini, memang bukan hal yang aneh jika buruh harus mulai memperjuangkan nasib mereka melalui jalur politik. Urusan politik dan kebijakan setidaknya dari beberapa faktor memiliki kaitanya dengan kesejahteraan buruh dan mewakiliki kepentingan kebijakan buruh.

Apakah sebagai buruh hanya memasrahkan segala urusan kepada segelintir orang pemangku kebijakan yang bahkan tidak tahu apakah mereka mementingkan kepentingan buruh atau tidak.

Saat ini berdasarkan data yang ada sebagian besar anggota DPR atau pemangku kebijakan adalah berlatar belakang dari pengusaha dan pemilik modal besar. Jika faktanya seperti ini apakah benar mereka mengetahui keadaan buruh sebenarnya saat ini.

Jika hal ini berbanding terbalik bukan hal mungkin jika keadaan ini terulang kembali dan buruh tidak mau mengubah mindset mereka tentang kebijakan untuk mereka keadaan Outsorching merajalela dan PHK massal akan terus terjadi. Bahkan kejadian seperti ini akan terulang kembali dan sama dari tahun ketahun.

Oleh karena itu sebagai buruh yang memiliki tekad kuat dan ingin mengubah citra buruh, politik menjadi salah satu jalan terbaik yang harus dilakukan oleh buruh. Bukan soal siapa nantinya yang akan maju menjadi pemangku jabatan dari kalangan buruh, namun mereka yang berani memberikan pandangan dan konsistensi kebijakan yang berhubungan dengan kepentingan buruh itulah sosok idaman baru buruh.