Dalam rangka meningkatkan kesadaran publik tentang keamanan migrasi buruh dan menguntungkan semua pihak ASEAN meluncurkan Safe Migration Campaign.
Kampanye ini diselenggarakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia (Kemnaker RI) dengan dukungan dari Sekretariat ASEAN, International Labour Organization (ILO) melalui TRIANGLE-nya dalam program ASEAN dan Enhanced EU-ASEAN Dialogue Instrument (E-READI).
Safe Migration Campaign di tujukan untuk masyarakat luas, selain itu setiap orang dapat berpartisipasi untuk ikut serta membangun migrasi buruh yang aman.
Wakil Sekretaris ASEAN, Kung Phoak, menyatakan bahwa migrasi selalu menjadi bagian sejarah dari sebuah bangsa.
Menurutnya, Safe Migration Campaign berkontribusi pada pelaksanaan ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers (Konsensus ASEAN tentang Perlindungan dan Promosi Hak-hak Pekerja Migran), yang telah ditandatangani oleh para pemimpin negara dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN pada 31 November 2017.
“ASEAN, sebagai sebuah wilayah, memperingati International Migrants Day (Hari Migran Internasional) pada 18 Desember 2018 dengan meluncurkan Safe Migration Campaign pada hari ini. Kampanye tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk menerapkan ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers,” kata Kung Phoak, Rabu (12/2018), Jakarta, (liputan6.com).
Sementara itu, Kemnaker mengungkapkan bahwa migrasi tenaga kerja di ASEAN telah meningkat setiap tahun. Diperkirakan, sebanyak 21,3 juta warga ASEAN tinggal di luar negara mereka, di mana 6,8 juta di antaranya adalah migran intra-regional.
Sejumlah besar pekerja migran ASEAN, bekerja di sektor domestik dan rentan mengalami kasus ketenagakerjaan dan non-tenaga kerja. Selain itu, para buruh tersebut juga sangat membutuhkan perlindungan. Untuk itulah, sangat penting bagi sebuah negara untuk memiliki komitmen di tingkat regional, demi melindungi para buruh migran ASEAN serta mempromosikan hak-hak mereka.
“Kami berharap kampanye ini akan meningkatkan kesadaran akan rekrutmen, penempatan dan perlindungan pekerja migran ASEAN,” ucap Maruli Hasoloan.