Investasi hulu migas Indonesia tengah mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan upaya pemerintah untuk mencapai target ambisius produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada tahun 2030. Hal ini didukung oleh peningkatan investasi yang signifikan serta perbaikan dalam sistem fiskal dan perpajakan.
Menurut Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), nilai daya saing investasi hulu migas Indonesia meningkat dari 4,75 pada tahun 2020 menjadi 5,30 pada awal 2024, berdasarkan penilaian dari Lembaga Pemeringkat Internasional Standard & Poor’s (S&P). Peningkatan ini mencerminkan respons positif pasar terhadap reformasi fiskal dan perpajakan yang dilakukan oleh pemerintah.
“Pada tahun 2023, investasi di sektor hulu migas mencapai 13,7 miliar dolar AS, naik 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini melampaui target jangka panjang SKK Migas sebesar 5 persen dan juga melebihi tren investasi global,” ungkap Hudi D. Suryodipuro, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas.
Untuk tahun 2024, SKK Migas telah menetapkan target investasi sebesar 16,1 miliar dolar AS, yang menandakan peningkatan 18 persen dari realisasi tahun 2023. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan aktivitas program kerja berkelanjutan di sektor hulu migas, termasuk pengeboran, workover, dan well service.
Investasi hulu migas Indonesia yang terus meningkat juga memberikan dorongan signifikan pada kegiatan eksplorasi migas. Nilai investasi eksplorasi hulu migas naik dari 0,54 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 0,93 miliar dolar AS pada 2023. Peningkatan ini membantu penemuan sumber gas besar seperti di Geng North dan Layaran, yang termasuk dalam lima penemuan terbesar dunia pada 2023.
Hudi menegaskan, “Temuan-temuan cadangan besar pada tahun 2023, serta penemuan baru di sumur Tangkulo-1 di Wilayah Kerja South Andaman sebesar 2 TCF, menunjukkan komitmen SKK Migas untuk mempercepat proses on stream temuan tersebut, agar dapat segera berkontribusi pada produksi migas nasional.”
Meski mengalami pertumbuhan, industri hulu migas masih dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Proses persetujuan lingkungan seperti UKL/UPL dan amdal, serta perizinan lahan pertanian berkelanjutan (LP2B), memakan waktu cukup lama.
Selain itu, perizinan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang laut (KKPRL), tarif KKPRL yang berlaku surut, serta keterbatasan infrastruktur gas yang belum terhubung sepenuhnya menyebabkan kelebihan pasokan gas tidak bisa disalurkan dengan optimal.
Isu sosial dan lingkungan seperti perambahan di area hulu migas dan permintaan ganti rugi atas tanah di kawasan hutan juga menjadi kendala. Aktivitas pengeboran ilegal menyebabkan kehilangan potensi produksi yang signifikan sehingga diperlukan penertiban dan penerapan hukuman pidana untuk memberikan efek jera.
“Kami berharap seluruh pemangku kepentingan industri hulu migas di Indonesia dapat bekerja sama untuk mengatasi tantangan-tantangan ini guna meningkatkan efisiensi, memastikan keberlanjutan, dan mendukung pengembangan industri ini ke depan,” tutup Hudi.
Dengan fokus pada evaluasi dan penyempurnaan strategi perencanaan jangka panjang, SKK Migas terus berupaya menjaga momentum positif ini untuk mencapai target ambisius pada tahun 2030.
Demikian informasi seputar investasi hulu migas Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Infoburuh.Com.